Senin, 14 April 2014

Menganyam Kreatifitas

Anak-anak mudah sekali meniru apapun yang menurutnya menarik. Gaya berpakaian, gaya rambut, makanan kesukaan, atau barang barang yang ingin dimilikinya. Bujuk rayu iklan di media, mudah sekali dicerap oleh anak anak. Misalnya, gaya Korean Pop yang ada di televisi, mudah sekali menyebar dan ditiru oleh anak anak. Demikian pula makanan cepat saji ala Amerika, membuat anak merasa bangga jika bisa mengkonsumsinya. Ini membuktikan bahwa anak anak menjadi sasaran pasar budaya asing, yang secara perlahan menggeser kebanggaan pada budaya sendiri.
Pelajaran ketrampilan, bisa menjadi salah satu cara untuk menanamkan kebanggan pada kekayaan budaya sendiri, salah satunya adalah teknik anyam.

Beberapa jenis anyaman bambu. Hasil eksplorasi ratusan tahun nenek moyang kita.

Kini kreatifitas anyaman ini dapat diterapkan pada banyak sekali produk kreatif, seperti yang bia kita lihat di sentra anyaman Tasikmalaya, Jawa Barat. Demikian pula di daerah daerah lain.
Kerajinan anyaman, sebagai komoditi unggulan khas Tasikmalaya.

Pada pelajaran ketrampilan di kelas 5 SDN Kebonmanis 1 Cilacap Utara, saya mencoba untuk mendorong anak untuk mengekplorasi potensi bahan bahan yang ada disekitar lingkungan anak. Arif Salah satu siswa kelas 5, kemudian berencana membuat kap lampu dengan teknik anyam yang dipadukan dengan lakop bambu.
 anyaman jadi kap lampu, menjadi ide kreatif Arif (kelas 5).

bentuk dasar anyaman yang menjadi ide kap lampu Arif (siswa kelas 5)



Begitulah, saya telah berusaha mewariskan kekayaan budaya sendiri. Berharap salah satu generasi kita dimasa depan, memiliki kecintaan pada kekayaan budaya sendiri. Hari ini kap lampu sederhana. Kelak, Arif akan memodifikasi produknya lebih canggih dengan tetap berpijak pada kekayaan budaya sendiri. Semoga !
(Niken Ester Irianti, April 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar